21 April 2010

PENDIDIKAN BUDI PEKERTI ALA BADEN POWELL

Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi dan Rasul oleh Allah SWT untuk “ menyempurnakan akhlaq manusia “ ini salah satu hadits nabi SAW yang cukup ngetop disamping misalnya “ Carilah ilmu walau sampai ke negeri Cina “ atau “Kebersihan itu sebagian daripada iman”

Mengapa Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia ? ini menjadi bahan renungan kita, karena Nabi pun “ tidak mampu” mengubah 100 % akhlaq jahiliyahnya bangsa arab itu dan ini barangkali yang menjadi tugas para penerusnya sampai hari kiamat kelak.

Dari sekian bengkel- bengkel akhlaq dari zaman ke zaman senantiasa lahir dengan berbagai macam karakteristiknya masing- masing. Sebut saja Sidarta Gautama, Konghucu dan lain lain. Semua mengajarkan keshalihan; baik kesalihan I’tiqdiyah maupun kesalihan sosial.

Rasanya bagi yang pernah menginjak bangku sekolah, pasti akan mengenal Boden Powell karena memang Pramuka walaupun sifatnya sukarela, tapi dilingkungan sekolah hukumnya “Fardlu a’in” maka pada saat berpramuka ini akan mendengar nama Boden Powell atau biasa disebut Lord Boden Powell.

Konon, disuatu negara yang namanya Inggris pada tahun 1908 seorang perwira tinggi berpangkat Mayor Jendral bernama Boden Powell mencetuskan gagasan tentang “ sistem pendidikan luar sekolah bagi kalangan anak- anak dan remaja di negaranya (Inggris). Dengan suatu harapan, ia bercita- cita agar anak- anak dan remaja Inggris menjadi warga negara dan anggota masyarakat yang baik serta dapat memenuhi tuntutan keadaan dan kebutuhan krajaan Inggris Raya.

Ada beberapa hal yang kadang luput dari perhatian kita, bahwa dari “Embahnya” Pramuka menginginkan :

☺ Agar anak – anak dan remaja Inggris menjadi warga negara dan anggota masyarakat yang baik.
☺ Dapat memenuhi tuntutan keadaan dan kebutuhan kerajaan Inggris Raya.

Dalam konteks kesejahteraan tahun 1908 adalah masa penjajahan di satu sisi dan sedang pesatnya industrial di eropa. Maka Baden Powell yang Mayor Jendral ini ingin memiliki kader – kader militan bela Negara, untuk apa semuanya? Untuk dan demi tegaknya Kerajaan Inggris Raya.

Namun, sang Jendral tidak langsung menyajikan keinginannya dalam bentuk yang langsung, namun disajikan dalam bentuk buku yang Ia susun berdasarkan dirinya menjadi militer dan terjun di medan pertempuran.buku tersebut yang diberi judul “ Scouting For Boy “ atau “ memandu Untuk Putra “ menjadi literatur yang wajib Dibaca oleh yang mengaku dirinya : Scout, Pandu atau Pramuka.

Keuletan sang Jendral ini ternyata mendapat sambutan hangat di mana – mana bukan hanya di Inggris tetapi di Negara – Negara lainya. Oprasionalisasi gagasan Baden Powell ini pada intinya adalah “ berupaya memperkenalkan kembali anak – anak dan remaja tehadap lingkungan alam di tengah – tengah suasana alam yang makin tercemar dengan adanya perkembangan industrialisasi modern dengan bantuan peralatan yang kian canggih “.

Sepuluh tahun berselang ( 1918 ) Baden Powell sudah membentuk Rover Scout ( Pramuka usia Penegak / remaja ). Dan kembali para Penegak Pramuka ini dibekali pedoman buku yang berjudul

“ Rovering to Sacces ”. Buku ini memberikan ilustrasi tentang seorang pemuda yang harus mengayuh sampan sendiri menuju pantai bahagia. Pesan yang ingin disampaikan baden Powell adalah agar para Pramuka Penegak harus senantiasa sabar, ulet dan tangguh dalam menghadapi tantangan hidup, agar cita – citanya tercapai.

Dan tantangan yang di istilahkan Baden Powell adalah “ Karang “ ini sangat berbahaya bagi generasi muda dan menurut saya ini sebagai pendidikan budi pekerti ala Baden Powell. Karang tersebut adalah :

☺ Kesenangan berjudi yang merusak mental;
☺ Hidup tanpa Tuhan, atau tidak mempercayai adanya Tuhan ( atheis );
☺ Hidup mementingkan diri sendiri dan mengorbankan orang lain ( sifat serakah dan munafik );
☺ Hidup berfoya – foya dan lupa daratan;
☺ Suka minum – minuman keras dan merokok.

Maka, rasanya tidak berlebihan jika Baden Powell banyak pengikutnya sampai sekarang, walaupun kadang sampai sekarang masih banyak yang katanya ngaku Pramuka atau Pembina Pramuka atau bahkan Pelatih Pembina Pramuka yang belum membaca buku wajib seorang pandu sejati yaitu “ Scouting for Boys “ dan “ Rovering to Succes “ walau hanya dalam terjemaah dalam bahasa Indonesia, karena tidak mahir berbahasa Inggris seperti saya.

Pendidikan budi pekerti yang diajarkan Baden Pewell akan melahirkan keshalihan I’tiqadiah dan keshalihan seorang Pramuka.

Sebagai Pandu sejati juga harus camkan kata – kata Baden Powell yang satu ini : “ jalan untuk menuju hidup bahagia, adalah dengan cara membahagiakan orang lain “

30 Desember 2009

Sifat dan Fungsi Kepramukaan


Apakah Kepramukaan itu...?
Kalau kita baca buku “B-Ps Out Look” didalamnya terdapat pendapat dari Lord Baden Powe;; yang berbunyi “Scouting is not a science to be selemony studied, no is it a collection of doctrine and texs. No! It its a jolly game in out of doors, where boyman and boy can go adventuring together as leader and younger brother picking up health and happiness, handicraft and herfulness.” Artinya...
Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan itu hakikatnya adalah suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggung jawab orang dewasa yang dilaksanakan diluar lingkungan pendidikan sekolah dan lingkungan keluarga dengan menggunakan Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan.
Kepramukaan sebagai proses pendidikan, harus harus merupakan kegiatan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bernilai pendidikan sehingga kegiatannya harus direncanakan, dipersiapkan, dilaksanakan dan dapat dinilai daris egi pendidikan dan kejiwaan.

Sifat Kepramukaan
Revolusi Konferensi Kepramukaan se-Dunia 1924, Kopenhagen denmark menyatakan bahwa kepramukaan mempunyai tiga sifat/ ciri khas, yaitu:

Nasional, yang berarti bahwa suatu organisasi penyelenggara pendidikan Kepramukaan disuatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya dengan keadaan, kebutuhan, kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Bahkan di Indonesia yang sangat luaswialyahnya pendidikan Kepramukaan disesuaikan dengan keadaan dan kepentingan masyarakat setempat. Inilah yang membedakan pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah dan di negara-negara lain.

Internasional, yang berarti organisasi Kepramukaan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pramuka dan sesama manusia tanpa membedakan kepercayaan/ agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.

Universal, yang berarti bahwa Kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu mempergunakan Prinsip Dasar dfan Metodik Pendidikan Kepramukaan.

Fungsi Kepramukaan
kegiatan menarik bagi anak dan pemuda. Kegiatan menarik (game) disini maksudnya adalah kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Game disini berarti permainan yang mempunyai tujuan dan aturan permainan jadi bukan hanya bersifat hiburan tanpa aturan, tujuan dan bernilai pendidikan.

pengabdian, (job) bagi orang dewasa. Bagi orang dewasa Kepramukaan bukan lagi permainan, melainkan sutau tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.

alat (means) bagi masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan bagi organisasi untuk mencapai tujuan. Jadi kegiatan Kepramukaan yang diberikan sebagai pelatihan berkala dalam satuan Pramuka itu sekedar alat bukan tujuan pendidikan.

27 Desember 2009

Ayo Pulang ke Sangga!

Sistem Berkelompok adalah salah satu metode Kepramukaan. Di setiap tingkatan peserta didik dalam organisasi Gerakan Pramuka dibentuk kelompok yang terdiri dari 5-10 orang dengan nama-namanya. Untuk Pramuka Siaga kelompoknya disebut Barung, Regu untuk Penggalang, Sangga bagi Penegak dan Reka adalah sebutan bagi kelompok Pandega.

Kenyataan bahwa ada sistem berkelompok sudah cukup tersosialisasi. Para Penegak mengenal sangga sebagai nama kelompok pada tingkatannya. Nama Sangga Perintis, Pendobrak, Penegas, Pelaksana dan pencoba diambil dari kiasan romantika perjuangan Bangsa Indonesia. Yang mungkin belum adalah realisasi dari aktivitas sangga itu sendiri. Apakah sangga itu hidup sebagaimana layaknya sebuah organisasi terkecil (keluarga) dalam Ambalan? Punya anggota, pemimpin,, administrasi dan melaksanakan kegiatannya? Atau hanya nama dan sebatas nama saja? Mungkin juga ada pemimpin dan wakil pemimpin serta anggotanya tapi apakah melaksanakan kegiatan sebagaimana mestinya? Ini yang perlu kita kaji bersama.

Merajuk pada hasil Karang Pamitran Nasional tahun 1991, disebutkan bahwa Dewan Ambalan terdiri dari 8 orang yaitu ketua yang disebut Pradana, Sekretaris yang disebut Kerani, Bendahara dan Pemangku Adat beserta 4 orang anggota. Disana juga dinyatakan bahwa Dewan Ambalan tersebut diambil dari para Pemimpin dan Wakil Pemimpin Sangga. Artinya Dewan Ambalan selain dia sebagai pemimpin Ambalan dia juga adalah Pemimpin sangganya. Dan dalam kontek latihan, dia berlatih di sangganya masing-masing.

Fenomena di lapangan yang terjadi banyak sangga hanya dibentuk dan di pakai tandanya saja di pakaianseragam para Pramuka Penegak tanpa memiliki kegiatan yang nyata. Bahkan ada pula yang tidak dibentuk sangga sama sekali.

Latar belakang adanya sistem berkelompok dalam Gerakan Pramuka adalah mengingat para remaja (dalam Penegak-red), pada dasarnya senang berkelompok, membuat geng bermain, kumpulan belajar, teman-teman nongkrong dan lain sebagainya. Karna melihat sisi psikologis itulah maka ada Sangga di Penegak. Diharapkan sangga ini hidup bahkan bukan hanya pada saat latihan melainkan dalam sehari-hari baik didalam maupun di luar lingkungan sekolah. Sangga adalah rumah, tempat dimana kakak membimbing adiknya guna berlatih dan berkarya. Kumpulan kecil para Pramuka Penegak dengan berbagai usia dan tingkat kecakapan sehingga satu sama lain dapat saling memperhatikan, menyayangi, belajar bersama, dan berusaha memenuhi kecakapan secara terus meningkat sesuai dengan kemampuannya. Kakak membimbing adik, adik menghormati dan mengandalkan kakak. Saling mengisi dan saling berbagi menciptakan satu ikatan batin yang abadi “persaudaraan”. Akan lebih baik lagi sangga berusaha mencari, menggali dan mengembangkan keunggulannya, mempunyai keterampilan yang kemudian menjadi ciri khasnya. Setiap kakak dalam sangga mempunyai tanggung jawab secara pribadi terhadap semua adiknya. Hingga khusus dalam latihan rutin Pramuka, sangga berlatih dengan program latihannya. Sehingga tidak akan ada ungkapan seperti “Gue bukan pejabat (Dewan Ambalan-red), ga penting buat gue selalu hadir pada saat latihan“ kenapa? Karena dia punya sangga sendiri, punya tanggungjawab terhadap adik-adiknya (Calon Penegak) agar mereka dapat memenuhi SKU-nya dan belajar membaktikan diri. Dengan kalimat yang lebih sederhana “Siapa yang akan mengurus anggota sangga yang lain selain dirinya sendiri?”. Dan ingat, bahkan Dewan Ambalan sendiri punya sangga dan pasti dalam setiap sangga terdapat Dewan Ambalan.

Bahwa kegiatan Pramuka itu menyenangkan jelas tidak salah. Andai saja setiap aturan dalam Gerakan Pramuka itu dijalankan sebagaimana mestinya. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selayaknya segera diperbaharui dengan segenap daya dan upaya. Memang tidak menjamin 100% perubahan positif dan drastis akan dicapai tapi setidaknya jika kita berada di jalur yang benar akan lebih cepat sampai ketujuan. Itulah sebabnya sangat penting mengetahui aturan-aturan yang berlaku dalam rumah kita sendiri. Dan sangat penting juga mengetahui tujuan kita memasuki sebuah wahana seperti Gerakan Pramuka ini.

11 September 2009

Pramuka, Gerakan Pramuka dan Kepramukaan

Seragam warna coklat muda-coklat tua lengkap dengan atribut dan kacu/pita lehernya, itulah Pramuka. Sering kali kita menggunakan istilah Pramuka untuk segala sesuatu yang berhubungan denga Pramuka. Siapa dia? dijawab Pramuka. Aktif di organisasi apa? jawabannya juga Pramuka. Kegiatan apa itu? dijawabnya juga Pramuka. Padahal sebenarnya ada istilah yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Istilah Pramuka bukan satu kata yang menjawab setiap pertanyaan. Untuk menjawab pertanyaan organisasi apa? jawablah dengan organisasi Gerakan Pramuka, Kegiatan apa? jawabannya kegiatan Kepramukaan, barulah untuk pertanyaan siapa dia? dijawab dengan dia adalah seorang Pramuka. Istilah-istilah tersebut memilki arti sendiri-sendiri. Kepres RI No.238 Tahun 1961 menjelaskan bahwa Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama. Sementara kepramukaan ialah proses pendidikan luar sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak. Dan Pramuka adalah orang yang menjadi anggota Gerakan Pramuka baik itu sebagai peserta didik maupun anggota dewasa. Dengan kata lain Gerakan Pramuka adalah organisasinya, Pramuka adalah orangnya dan Kepramukaan adalah kegiatannya.