Kenyataan bahwa ada sistem berkelompok sudah cukup tersosialisasi. Para Penegak mengenal sangga sebagai nama kelompok pada tingkatannya. Nama Sangga Perintis, Pendobrak, Penegas, Pelaksana dan pencoba diambil dari kiasan romantika perjuangan Bangsa Indonesia. Yang mungkin belum adalah realisasi dari aktivitas sangga itu sendiri. Apakah sangga itu hidup sebagaimana layaknya sebuah organisasi terkecil (keluarga) dalam Ambalan? Punya anggota, pemimpin,, administrasi dan melaksanakan kegiatannya? Atau hanya nama dan sebatas nama saja? Mungkin juga ada pemimpin dan wakil pemimpin serta anggotanya tapi apakah melaksanakan kegiatan sebagaimana mestinya? Ini yang perlu kita kaji bersama.
Merajuk pada hasil Karang Pamitran Nasional tahun 1991, disebutkan bahwa Dewan Ambalan terdiri dari 8 orang yaitu ketua yang disebut Pradana, Sekretaris yang disebut Kerani, Bendahara dan Pemangku Adat beserta 4 orang anggota. Disana juga dinyatakan bahwa Dewan Ambalan tersebut diambil dari para Pemimpin dan Wakil Pemimpin Sangga. Artinya Dewan Ambalan selain dia sebagai pemimpin Ambalan dia juga adalah Pemimpin sangganya. Dan dalam kontek latihan, dia berlatih di sangganya masing-masing.
Fenomena di lapangan yang terjadi banyak sangga hanya dibentuk dan di pakai tandanya saja di pakaianseragam para Pramuka Penegak tanpa memiliki kegiatan yang nyata. Bahkan ada pula yang tidak dibentuk sangga sama sekali.
Latar belakang adanya sistem berkelompok dalam Gerakan Pramuka adalah mengingat para remaja (dalam Penegak-red), pada dasarnya senang berkelompok, membuat geng bermain, kumpulan belajar, teman-teman nongkrong dan lain sebagainya. Karna melihat sisi psikologis itulah maka ada Sangga di Penegak. Diharapkan sangga ini hidup bahkan bukan hanya pada saat latihan melainkan dalam sehari-hari baik didalam maupun di luar lingkungan sekolah. Sangga adalah rumah, tempat dimana kakak membimbing adiknya guna berlatih dan berkarya. Kumpulan kecil para Pramuka Penegak dengan berbagai usia dan tingkat kecakapan sehingga satu sama lain dapat saling memperhatikan, menyayangi, belajar bersama, dan berusaha memenuhi kecakapan secara terus meningkat sesuai dengan kemampuannya. Kakak membimbing adik, adik menghormati dan mengandalkan kakak. Saling mengisi dan saling berbagi menciptakan satu ikatan batin yang abadi “persaudaraan”. Akan lebih baik lagi sangga berusaha mencari, menggali dan mengembangkan keunggulannya, mempunyai keterampilan yang kemudian menjadi ciri khasnya. Setiap kakak dalam sangga mempunyai tanggung jawab secara pribadi terhadap semua adiknya. Hingga khusus dalam latihan rutin Pramuka, sangga berlatih dengan program latihannya. Sehingga tidak akan ada ungkapan seperti “Gue bukan pejabat (Dewan Ambalan-red), ga penting buat gue selalu hadir pada saat latihan“ kenapa? Karena dia punya sangga sendiri, punya tanggungjawab terhadap adik-adiknya (Calon Penegak) agar mereka dapat memenuhi SKU-nya dan belajar membaktikan diri. Dengan kalimat yang lebih sederhana “Siapa yang akan mengurus anggota sangga yang lain selain dirinya sendiri?”. Dan ingat, bahkan Dewan Ambalan sendiri punya sangga dan pasti dalam setiap sangga terdapat Dewan Ambalan.
No Response to "Ayo Pulang ke Sangga!"
Posting Komentar