Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi dan Rasul oleh Allah SWT untuk “ menyempurnakan akhlaq manusia “ ini salah satu hadits nabi SAW yang cukup ngetop disamping misalnya “ Carilah ilmu walau sampai ke negeri Cina “ atau “Kebersihan itu sebagian daripada iman”
Mengapa Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia ? ini menjadi bahan renungan kita, karena Nabi pun “ tidak mampu” mengubah 100 % akhlaq jahiliyahnya bangsa arab itu dan ini barangkali yang menjadi tugas para penerusnya sampai hari kiamat kelak.
Dari sekian bengkel- bengkel akhlaq dari zaman ke zaman senantiasa lahir dengan berbagai macam karakteristiknya masing- masing. Sebut saja Sidarta Gautama, Konghucu dan lain lain. Semua mengajarkan keshalihan; baik kesalihan I’tiqdiyah maupun kesalihan sosial.
Rasanya bagi yang pernah menginjak bangku sekolah, pasti akan mengenal Boden Powell karena memang Pramuka walaupun sifatnya sukarela, tapi dilingkungan sekolah hukumnya “Fardlu a’in” maka pada saat berpramuka ini akan mendengar nama Boden Powell atau biasa disebut Lord Boden Powell.
Konon, disuatu negara yang namanya Inggris pada tahun 1908 seorang perwira tinggi berpangkat Mayor Jendral bernama Boden Powell mencetuskan gagasan tentang “ sistem pendidikan luar sekolah bagi kalangan anak- anak dan remaja di negaranya (Inggris). Dengan suatu harapan, ia bercita- cita agar anak- anak dan remaja Inggris menjadi warga negara dan anggota masyarakat yang baik serta dapat memenuhi tuntutan keadaan dan kebutuhan krajaan Inggris Raya.
Ada beberapa hal yang kadang luput dari perhatian kita, bahwa dari “Embahnya” Pramuka menginginkan :
☺ Agar anak – anak dan remaja Inggris menjadi warga negara dan anggota masyarakat yang baik.
☺ Dapat memenuhi tuntutan keadaan dan kebutuhan kerajaan Inggris Raya.
Dalam konteks kesejahteraan tahun 1908 adalah masa penjajahan di satu sisi dan sedang pesatnya industrial di eropa. Maka Baden Powell yang Mayor Jendral ini ingin memiliki kader – kader militan bela Negara, untuk apa semuanya? Untuk dan demi tegaknya Kerajaan Inggris Raya.
Namun, sang Jendral tidak langsung menyajikan keinginannya dalam bentuk yang langsung, namun disajikan dalam bentuk buku yang Ia susun berdasarkan dirinya menjadi militer dan terjun di medan pertempuran.buku tersebut yang diberi judul “ Scouting For Boy “ atau “ memandu Untuk Putra “ menjadi literatur yang wajib Dibaca oleh yang mengaku dirinya : Scout, Pandu atau Pramuka.
Keuletan sang Jendral ini ternyata mendapat sambutan hangat di mana – mana bukan hanya di Inggris tetapi di Negara – Negara lainya. Oprasionalisasi gagasan Baden Powell ini pada intinya adalah “ berupaya memperkenalkan kembali anak – anak dan remaja tehadap lingkungan alam di tengah – tengah suasana alam yang makin tercemar dengan adanya perkembangan industrialisasi modern dengan bantuan peralatan yang kian canggih “.
Sepuluh tahun berselang ( 1918 ) Baden Powell sudah membentuk Rover Scout ( Pramuka usia Penegak / remaja ). Dan kembali para Penegak Pramuka ini dibekali pedoman buku yang berjudul
“ Rovering to Sacces ”. Buku ini memberikan ilustrasi tentang seorang pemuda yang harus mengayuh sampan sendiri menuju pantai bahagia. Pesan yang ingin disampaikan baden Powell adalah agar para Pramuka Penegak harus senantiasa sabar, ulet dan tangguh dalam menghadapi tantangan hidup, agar cita – citanya tercapai.
Dan tantangan yang di istilahkan Baden Powell adalah “ Karang “ ini sangat berbahaya bagi generasi muda dan menurut saya ini sebagai pendidikan budi pekerti ala Baden Powell. Karang tersebut adalah :
☺ Kesenangan berjudi yang merusak mental;
☺ Hidup tanpa Tuhan, atau tidak mempercayai adanya Tuhan ( atheis );
☺ Hidup mementingkan diri sendiri dan mengorbankan orang lain ( sifat serakah dan munafik );
☺ Hidup berfoya – foya dan lupa daratan;
☺ Suka minum – minuman keras dan merokok.
Maka, rasanya tidak berlebihan jika Baden Powell banyak pengikutnya sampai sekarang, walaupun kadang sampai sekarang masih banyak yang katanya ngaku Pramuka atau Pembina Pramuka atau bahkan Pelatih Pembina Pramuka yang belum membaca buku wajib seorang pandu sejati yaitu “ Scouting for Boys “ dan “ Rovering to Succes “ walau hanya dalam terjemaah dalam bahasa Indonesia, karena tidak mahir berbahasa Inggris seperti saya.
Pendidikan budi pekerti yang diajarkan Baden Pewell akan melahirkan keshalihan I’tiqadiah dan keshalihan seorang Pramuka.
Sebagai Pandu sejati juga harus camkan kata – kata Baden Powell yang satu ini : “ jalan untuk menuju hidup bahagia, adalah dengan cara membahagiakan orang lain “
No Response to "PENDIDIKAN BUDI PEKERTI ALA BADEN POWELL"
Posting Komentar